Categories
OPINI

Bias Sejarah

JAS MERAH! Jangan sampai melupakan sejarah!

Itulah kira-kira yang pernah disampaikan oleh Bung Karno Sang Proklamator. Beliau ingin mengingatkan kita agar tidak melupakan sejarah karena sejarah merupakan sesuatu yang sangat penting. Sejarah dalam arti luas. Tiap kejadian pada masa lalu adalah sejarah

Begitu pentingnya sejarah, hingga ada satu cabang ilmu pengetahuan tensendiri yang khusus mempelajari sejarah. Bahkan di beberapa universitas terdapat jurusan sejarah. Berbagai metode terus dikembangkan untuk menggali informasi dari masa lalu. Mulai dari cara yang paling sederhana dengan membaca catatan-catatan yang ditulis oleh para pelaku atau media massa ketika kejadian tersebut berlangsung, hingga cara yang lebih rumit lagi dengan mengamati struktur karbon pada fosil dan artefak

STOP! Gak akan saya teruskan orasi tentang pengertian sejarah menurut saya ini. Langsung aja ke case study. Saya mengutip cerita umum tentang orang buta yang baru saja memegang gajah

Alkisah, ada 5 orang buta sedang berdebat tentang bentuk gajah.. Inilah gajah menurut versi mereka:

  1. Orang pertama: “Gajah itu….. pipih dan lebar, mirip kipas gitu lah..”
  2. Orang kedua: “Hakakakaka… salah! kamu salah! gajak kok pipih lebar? Yang bener, gajah itu bentuknya seperti pohon. Kaku dan keras!”
  3. Orang ketiga: “Xixixixixi…. goblok banget sih, gajah aja gak tau. Gajah tuh bentuknya kayak ular tapi ujungnya ada rambutnya!”
  4. Orang keempat: “Waduh.. gimana sih kalian ini, gajah tu modelnya kayak tong, tapi guedhe banget!”
  5. Orang kelima: “Dasar bego semua! ini nie yang paling benar! gajah tu modelnya melengkung, ujungnya runcing!”

Untuk membuktikan kebenaran pendapat masing-masing, mereka mencari gajah lagi untuk dipegang bareng-bareng. Tetapi gajah yang dicari sudah tidak ada lagi. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa keyakinannya sendiri-sendiri

Sampai di rumah, kelima orang buta ini menceritakan kepada anak-anak mereka tentang bentuk gajah. Kemudian di dalam memori anak mereka ini terekamlah bentuk gajah sesuai dengan cerita dari bapaknya. Dia tidak bisa membuktikan sendiri apakah gajah memang bentuknya seperti itu, karena gajah tersebut sudah mati. Cerita tentang bentuk gajah tersebut kemudian turun-temurun ke anak cucu mereka

Suatu hari, cucu dari kelima orang buta tadi bertemu di sebuah tempat. Entah gimana ceritanya, mereka kemudian terlibat pembicaraan tentang gajah…

Apa yang terjadi???

Mereka berdebat tiada henti tentang bentuk gajah. Yang dijadikan dasar adalah cerita dari kakeknya masing-masing!!!

Kasihan sekali mereka. Memperdebatkan sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu kebenarannya. Benar menurut versi mereka sendiri tidak bisa dijadikan dasar untuk menyalahkan kebenaran menurut orang lain, ketika sama-sama tidak tahu sendiri kebenaran yang sebenarnya!

By deteksi

Happy WordPress user, located in Surabaya, Indonesia

19 replies on “Bias Sejarah”

sejarah.. tergantung dari siapa yang berkuasa.. karena yang berkuasa sajalah yuang berhak menentukan sejarah.. yang tak punya kuasa jangan harap! hahahahahaha.. *tertawa ala yahudi*

setuju ama pak Gempur

Sejarah tergantung siapa yg berkuasa.

Dari kelima orang tersebut salah satu yg berkuasa, Anggaplah paling besar dan menakutkan. Setelah mereka menceritakan bentuk kliwon versi mereka masing-masing, akhirnya yg paling berkuasa bilang ” semua harus nurut versi saya, kalo gak nurut saya bunuh “.

ini versi saya lho…. huehueueuhe

Kalo rasa sate ponorogo piye don?

*Tertawa ala Kliwon…. *

Kalo begitu sebaiknya penulis sejarah itu harusnya nggak “buta” ya? Dan punya pandangan yg luas untuk melihat lebih banyak.
Kalau misalnya nggak yakin, kita sebagai penerima “sejarah” harusnya mampu untuk menerima semua cerita sejarah ya? Dan nggak menutup mata/telinga/hati untuk menerima sejarah versi yang lain. Berat sih sepertinya, apalagi kalo itu menyangkut keyakinan ataupun kepercayaan. Misalnya keyakinan bahwa generasi terdahulu adalah generasi terbaik sehingga tidak mungkin ada kesalahan pada mereka dsb-nya.
Ah ngomong apa sih 🙂

justru karena itulah ada ilmu sejarah dengan berbagai cabangnya. ilmu ini menelusuri sejarah secara ilmiah dan metodologis hingga akhirnya bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. contoh metodologi yang paling ilmiah misalnya adalah metodologi penelusuran hadist Rasulullah SAW (sanad), sehingga bisa paling tidak menjauhkan faktor kekuasaan ikut campur.

Mestinya..orang buta itu meraba diriku. Karena inilah bentuk gajah yang sebenarnya. *hihihi..pasti dilempar botol saos lageee.

Eh, kalau WP emang sulit komen. Tanya aja sama mbah sangkil.

Leave a comment